Artikel

Sutan Riska Tuanku Kerajaan

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillaah, atas kehendak Allaah SWT acara Peringatan Hari Maritim Nasional 23 September berjalan lancar. Alhamdulillaah, atas rahmat Allaah SWT setelah sekian lama kemarau, hujan turun. Alhamdulillaah berbagai macam dagangan laku terjual.

Saya dan Pak Wakil Bupati mengucapkan Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan ini. Dari hitungan kasar di lapangan, perputaran uang sejak persiapan acara awal September lalu, mencapai Rp 2,5 M. Uang itu bergerak dari penjualan baju, topi, souvenir, makanan, dan permainan anak lainnya.

Untuk penjualan baju festival pamalayu saja, yang terdeteksi penjualnya sejak awal September mencapai 10.000 lembar. Harga satuan baju mencapai 100.000 hingga 120.000. Penjualnya terdiri dari BUMNAG hingga personal. Maka tidak mengherankan jika warga yang hadir kemarin hampir semuanya memakai baju Festival Pamalayu.

Selain itu, pengakuan pedagang makanan di lokasi tanggal 23 kemarin, jual beli satu warung di angka 6 sampai 10 juta. Sedangkan orang yang berjualan di lokasi acara mencapai 200 lebih. Dan kebanyakan pedagang, di jam 15.00 WIB saja dagangan mereka sudah habis.

Kegiatan ini, baru permulaan dari Festival Pamalayu. Akan masih ada di bulan Oktober, dan puncaknya di tanggal 1 sampai 7 Januari 2020.

Kegiatan ini adalah gerbang menuju pengembangan dunia Pariwisata Dharmasraya dan memperkuat budaya bangsa. Saya berharap, ke depan, muncul gerakan-gerakan pengembangan potensi wisata oleh masyarakat dan pemerintahan nagari. Kita punya jaringan-jaringan yang bisa membantu kita dalam konsep dan pengembangan.

Acara kemarin, adalah bukti, bahwa kekuatan kebersamaan warga Dharmasraya bisa menjadi aset kita memajukan negeri tercinta ini. Bayangkan saja, dengan dana APBD sekitar Rp 150 juta, bisa melahirkan perputaran uang hingga Rp 2,5 M. Hal ini tidak akan bisa terwujud jika masyarakat dan Pemda tidak bergandengan tangan.

Kita punya banyak potensi, beberapa tahun terakhir kita (Pemda) fokus pembangunan infrastruktur. Maka ke depan, saatnya kita mengembangkan potensi daerah yang ada di depan mata kita. Pembangunan yang kita lakukan semata mata untuk kesejahteraan warga dan kemajuan daerah.

Sisa sisa bangunan kerajaan Dharmasraya adalah salah satu contoh potensi besar yang bisa kita kembangkan, tentu pengembangannya sesuai dengan perlahan-lahan. Coba kita lihat di Mesir, ada Piramida yang sangat identik dengan Firaun, tapi tetap dijaga dan menjadi sumber pendapatan ekonomi. Bahkan piramida yang menjadi tempat menyimpan jasad firaun, menjadi bagian perjalanan wisata dalam beberapa paket umrah. Contoh di Indonesia, ada candi candi di Pulau Jawa yang menjadi tujuan wisata.

Mengapa kita tidak bisa melakukan itu dengan peninggalan kerajaan Dharmasraya yang kita miliki. Inilah, saatnya kita bergerak. Saya mengimbau semua warga Dharmasraya, seluruh pemangku kepentingan, agar bersama-sama kita sukseskan acara Festival Pamalayu, dalam rangka Merayakan Dharmasraya, dari Dharmasraya untuk Indonesia.

Mohon maaf kepada seluruh undangan atas segala kekurangan. Semoga segala kekurangan bisa dimaafkan