Berita

Antisipasi Krisis Air di masa Depan Bupati Sutan Riska Giat Bangun Embung

Dharmasraya---Krisis air di masa depan dinilai bukan cuma ancaman belaka, namun kemungkinan itu bisa saja terjadi, mengingat invasi penanaman sawit di Dharmasraya sangat pesat. Itulah sebabnya, sebagai bupati yang punya predikat cepat tanggap, telah memikirkan jauh sebelumnya dengan memperbanyak pembangunan embung, terutama di sentra sentra perkebunan sawit.

"Sudah banyak negara yang mengalami krisis air. Oleh karenanya kita juga harus melakukan antisipasi agar jangan sampai negara kita, khususnya Dharmasraya mengalami krisis air, bisa susah rakyat kita," kata Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Kamis (31/10/19) di sela sela peninjauan pembangunan embung Gajah Meno, Nagari Sungai Duo, Kecamatan Sitiung. Tahun ini Dharmasraya sekurangnya menyiapkan dua unit embung baru dengan dana sekitar Rp 10 miliar bantuan pemerintah pusat.

Embung, selain untuk menyimpan air di kala hujan guna mencukupi air musim kemarau, juga untuk dijadikan objek wisata dan juga untuk kegiatan pembangunan perikanan. Sudah banyak embung yang kemudian menjadi objek wisata, seperti Embung Ampang Kamang, Embung Koto Ranah dan masih banyak yang lainnya. "Saya kira dampak secara tidak langsung sangat besar," kata Sutan Riska.

Dua embung yang dibangun tahun ini berlokasi di Nagari Sitiung dan di Nagari Siguntur. Di Nagari Sitiung menelan biaya Rp 3,9 miliar dan embung di Nagari Siguntur menelan dana Rp 6 miliar lebih. Akhir tahun 2019 ini kedua unit embung diharapkan rampung dan selesai. Sementara tahun depan Dharmasraya telah mengusulkan kembali pembangunan embung di Nagari Kurnia Selatan, Kecamatan Sungai Rumbai dan di beberapa tempat lainmya. "Insyaalah pemerintah pusat sudah memberikan keyakinan kepada kita untuk membiayainya," imbuh bupati termuda di Indonesia ini.

Sementara Walinagari Sungai Duo,Ali Amran memgatakan pihaknya mengucapkan terima kasih atas alokasi dana pembangunan embung di Sungai Duo. Keberadaan embung itu sangat diharapkan oleh masyarakat. Ada 40 hektar sawah yang bisa dialiri oleh irigasi yang bersumber dari embung. "Mudah mudahan warga kami bisa meningkat penghasilannya," kata walnagari yang mahir bahasa Jepang.