Berita

Bantu Kerbau Putih Gara gara Melihat Semangat Warga

DHARMASRAYA - Semangat dan partisipasi warga Kabupaten Dharmasraya dalam menyiapkan peringatan hari kemaritiman nasional, membuat hati Pemimpin Dharmasraya tergerak untuk menyumbangkan seekor kerbau putih kesayangannya. Kerbau putih yang diprediksi seharga Rp 400 juta itu akhirnya disembelih untuk menjamu rakyat yang datang ikut memeriahkan hari maritim.

"Kalau saya lagi galau, biasanya saya main ke kandang dan melihat kerbau putih hati saya ikut damai. Lantaran tiap saya datang ke tempat ini melihat kaum ibu selalu bergotong royong, memasak, mencari kayu dan ikut juga membersihkan lokasi ini, biarlah saya sumbangkan kerbau kesayangan untuk dipotong dan dagingnya dimakan bersama sama. Mudah mudshan Allah memberkahi bantuan ini," kata Bupati Sutan Riska saat memberi sambutan dalam acara peringatan hari maritim nasional di Candi Pulau Sawah Senin (23/9/19).

Menurut bupati termuda Indonesia itu, peringatan hari maritim nasional sudah lama tidak dilakukan. Hari maritim ditetapkan pada tahun 1964 semasa kepemimpinan Presiden Soekarno. Pada zaman Presiden Soeharto, hari kemaritiman diperingati di Manado tahun 1967. Dan setelah itu, hari kemaritiman tidak pernah diperingati lagi secara nasional, meskipin setiap tahun para pejabat selalu memberikan ucapan selamat bagi hari maritim nasional.

Sutan Riska menambahkan, Kabupaten Dharmasraya dalam kesempatan Festival Pamalayu, mengkhususkan satu agenda, yaitu Arung Pamalayu. Agenda tersebut sekakigus merupakan bentuk peringatan hari maritim nasional. Artinya, Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu kabupaten yang peduli soal kemaritiman dengan melaksanakan peringatan hari maritim nasional setelah 52 tahun tidak pernah diperingati.

Peringatan hari maritim di Kabupaten Dharmasraya mengangkat masalah sungai yang notabene merupakan urat nadi kebudayaan bangsa samudra. Sungai terbesar di Kabupaten Dharmasraya adalah sungai Batanghari, dimana melintasi delapan kabupaten dan dua provinsi di Sumatera. Menurut Bupati, Sungai Batanghari adalah urat nadi kebudayaan bangsa maritim.

"Di sekitar sungai ini ada kehidupan. Ada sumberdaya yang besar. Jika tidak, mungkin nenek moyang kita tidak mungkin ada disini. Oleh karena itu, mari kita berdayakan sungai ini, kita rawat, kita lestarikan dan kita manfaatkan untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama," kata Sutsn Riska.

Sentara Staf Ahli Menko Kemaritiman, Dr. Ir. Tukul Rameo, MT, peringatan hari maritim.nasional di Kabupaten Dharmasraya merupakan peringatan hari maritim.secara nasional. "Ini peringatan hari maritim secara nasional," katanya.