Berita

Banyuwangi Punya 99 Iven Wisata, Dharmasraya Punya Potensi

DHARMASRAYA - Kabupaten Banyuwangi punya banyak legenda. Di zaman Majapahit, konon daerah ini dikuasai oleh Prabu Minakjinggo dan belakangan melakukan pemberontakan kepada Majapahit. Untuk memadamkan pemberontakan, Majapahit kemudian mengirimkan senopati Damarwulan untuk menumpas keperkasaan Prabu Minakjinggo. Damarwulan bersama isterinya kemudian pergi ke Kumitir dimana prabu Minakjinggo bertahta. Demi keamanan sang isteri, Damarwulam meninggalkan isterinya di suatu tempat yg aman.

Singkat cerita, Damarwulan sukses menumpas perlawanan Prabu Minakjinggo. Dia kemudian kembali menemui sang isteri. Namun sang isteri diketahui sudah berpindah tempat dari persembunyiannya. Perpindahan itu menyulut kecurigaan Damarwulan. Maka pertengkaranpun terjadi. Terakhir sang isteri bersumpah, jika memang Damarwulan mencurigai kesucian dan kesetiaan isterinya, maka sang isteri bersedia dipenggal kepalanya dan bersumpah, jika sang isteri ternoda, maka darahnya akan berbau busuk dan jika darahnya menebar bau harum, maka da masih suci. Dan ternyata, dalam legenda itu, isteri Damarwulan setelah dipenggal kepalanya menebar aroma harum dan Damarwulan menyesal telah menuduh isterinya ingkar janji. Kelak, tempat dimana isteri Damarwulan itu dipenggal kepalanya diberi nama Banyuwangi (air yang harum).

Legenda seperti itu, oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dikelola dengan baik dan dijadikan modal untuk menarik wisatawan agar berkunjung ke Banyuwangi. Berbagai cara dilakukan, mulai dari membuat iven iven budaya, iven olahraga wisata, seminar, simposium sampai dengan pementasan tari kolosal yang kesemuanya ditata sehingga banyak wisatawan yang kemudian tertarik dan berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi. "Kami punya iven tour de Ijen, kami juga punya iven tari kolosal Larung Sewu," kata bupati yang pernah menerima penghargaan sebagai sosok yang menginspirasi tahun 2019 dari salah satu stasiun televisi swasta ini.

Dengan meningkatnya kunjungan wisata, maka perekonomian Kabupaten Banyuwangi berkembsng pesat. Industri kerajinan, industri fashion, industri makanan bermunculan bak jamur dimusim hujan. Perkembangan ini kemudian memicu kurangnya angka pengangguran dan meningkatnya penghasilan masyarakat. Selain itu, kucuran dana untuk menopang pembangunan infrastruktur mengalir deras ke kabupaten yang berada di ujung timur Jawa Timur ini.

Sementara, Kabupaten Dharmasraya, menurut Bupati Sutan Riska, juga punya potensi budaya yang luar biasa. Ada peninggalan sejarah, ada peninggalan kepurbakalaan, ada peninggalan budaya, yang jika dikemas seperti Kabupaten Banyuwangi, bukan tidak mungkin, orang juga alan tertarik ke Dharmasraya. "Justeru ini yang pingin kita ketahui dar Banyuwangi," kata Bupati yang menjadi penggagas Festival Pamalayu ini.