Terik siang masih terasa menyengat saat sebuah Hilux warna hitam berhenti di depan situs Candi Pulau Sawah. Meski tampak tegar, toh kelelahan di wajahnya sulit disembunyikan. Dengan menebar senyum, Bupati Sutan Riska turun dari kendaraan yang disupiri sendiri dan kemudian duduk di sebuah kursi di arena Candi Pulau Sawah. Sejurus kemudian seorang ibu paroh baya menyalami sang bupati dan kemudian menyuguhkan konji baanak kepada pemimpin Dharmasraya yang lagi ngaso di tempat itu.
Bupati ternyata tidak sendiri. Sejumlah kepala OPD yang berkantor di Pulau Sawah siang itu seperti Kadis Budparpora Sutan Hendri, Kadis Kominfo Sutan Taufiq, Dinas PUPR, Satpol PP serta Kabag Humas Budi Waluyo, juga mendapat suguhan makanan khas tradisional yang biasa dibuat warga Nagari Siguntur. "Silahkan diminum Tuanku," ujar Aciak Rahmawati yang terbilang masih keluarga Kerajaan Siguntur.
Setelah duduk Sutan Riska terlihat menjangkau sendok dan mengambil konji Baanak yang disajikan dalam wadah tempurung dan menyeduhnya. Begitu diseduh tampak segar wajah bupati yang baru saja berkeliling untuk melihat perkembangan penyelesaian persiapan lokasi Festival Pamalayu, Pulau Sawah. "Enak, gurih," kata Sutan Riska mengomentari.
Aciak Rahmawati tampak bernafas lega. Perempuan yang beranjak tua itu terlihat senang, apa yang disuguhkannya bisa dinikmati dan berkenan oleh orang nomor wahid di Dharmasraya. "Etek tu sayang bana ka awak. Jak dulu lai," kata Sutan Riska sambil terkekeh. Si Ociak tampak tersenyum lepas. Dua sosok itu memang terlihat akrab, bupati dengan rakyatnya.
Puluhan warga Siguntur tampaknya memang sengaja membuat Konji Baanak untuk disajikan kepada mereka yang datang bergotong royong membersihkan sekitaran Candi Pulau Sawah. Pagi hari ratusan warga Siguntur yang pergi Goro juga menikmati konji baanak buatan kaum ibu setempat. Uniknya, penyajian konji baanak menggunakan tempurung, tidak menggunakan mangkuk. Panganan ini biasa dibuat dan disajikan untuk menjamu orang Goro.