Dharmasraya---Pusat rehabilitasi harimau di Kecamatan Asam Jujuhan, Kabupaten Dharmasraya kembali melepas sepasang harimau ke alam liar di Provinsi Riau. Pelepasan disaksikan oleh Wagub Sumbar Nasrul Abit, Wabup Dharmasraya H. Amrizal Dt. Rajo Mesan, utusan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan utusan KSDA Sumatera Barat. Dan juga pemilik pusat rehabilitasi harimau Dharmasraya Hashim Djoyohadikusumo, Senin (29/7/19).
Pelepasliaran sepasang harimau yang diberi nama Bonita dan Atan Bintang itu dilakukan setelah melalui serangkaian proses penyelamatan, dan pemulihan kondisi dua ekor harimau sumatra itu. Bonita, merupakan harimau Sumatera betina yang diselamatkan dari areal kebun sawit PT. TH Indo Plantations di Desa Tanjung Simpang Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir pada 3 Januari 2018 lalu. Sedangkan Atan Bintang yang berjenis kelamin jantan diselamatkan dari pemukiman warga pada 18 November 2018 di Pulau Burung, Kabupaten Indragiri Hilir.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama dengan Pusat Rehabilitasi
Harimau Dharmasraya milikYayasan ARSARI Djojohadikusumo dan para pihak sebelumnya telah melakukan serangkaian proses rehabilitasi terhadap Bonita dan Atan Bintang hingga siap dilepasliarkan ke habitat aslinya.
Menurutnya, data dari PVA, harimau sumatera di habitat alaminya tersisa 603 individu yang tersebar di 23 kantong habitat. "Selain itu data dari Ditjen KSDA menunjukkan lebih dari 50% populasi satwa dilindungi
berada di luar kawasan konservasi baik di hutan produksi maupun hutan lindung. Kita harapkan mulai saat ini, satwa liar dilindungi termasuk harimau sumatera yang berada di luar kawasan konservasi dapat terlindungi seperti halnya satwa liar lainnya di dalam kawasan konservasi. Semangat bekerja bersama menjadi kunci untuk sinergi selanjutnya," ujar Wiratno saat menghadiri pelepasan Bonita dan Atan di PR-HSD.
Sementara itu, Penggagas dan pendiri PR-HSD, Hashim Djojohadikusumo, menyatakan jika PR-HSD telah berkomitmen untuk terus membantu pemerintah melestarikan dan menambah jumlah populasi Harimau Sumatera. Hashim menambahkan, sejak diresmikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya pada 29 Juli 2017 lalu, PR-HSD telah melakukan rehabilitasi terhadap 6 individu harimau dimana 4 individu berhasil dilepasliarkan ke habitat alaminya.
"Saat ini kami masih merawat satu harimau Sumatera yang baru saja diselamatkan dari Padang Lawas, Sumatera Utara yang diberi nama Palas. Harimau Sumatera merupakan simbol kelestarian ekosistem dan keberadaannya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitat masih terjaga," kata Hashim.
Sementara Kepala Balai KSDA Sumatera Barat, Erly Sukrismanto, mengatakan bahwa upaya
konservasi memerlukan peran banyak pihak. Untuk itu, BKSDA Sumatera Barat terus bekerjasama dengan UPT KLHK lainnya dan mitra dalam menyelamatkan satwa liar dilindungi khususnya harimau Sumatera. "Pelepasliaran harimau Sumatera kali ini merupakan yang ketiga kalinya. KSDA Sumatera Barat bekerjasama dengan PR-HSD berhasil melepasliarkan 4 harimau hasil rehabilitasi, dan kali ini sangat unik karena akan dilepasliarkan sekaligus sepasang jantan dan betina." ucap Erly.
Nantinya sambung Erly, pelepasliaran ini dilengkapi dengan pemasangan GPS Collar yang merupakan sumbangan dari Yayasan ARSARI Djojohadikusumo yang berfungsi untuk memantau Bonita dan Atan Bintang. Dari data GPS Collar tersebut, pihaknya akan mengetahui pergerakan satwa tersebut untuk melihat home range serta adaptasi harimau di habitat barunya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Besar KSDA Riau, Suharyono, menambahkan
jika Tim BBKSDA Riau dan mitra telah melakukan kajian untuk calon lokasi pelepasliaran harimau Sumatera tersebut. "Kami mempertimbangkan lokasi pelepasliaran yang jauh dari pemukiman dan masyarakat,
ketersediaan mangsa yang cukup, serta tingkat ancaman yang rendah," imbuh Suharyono.
Sementara itu wakil Bupati Dharmasraya, H. Amrizal Dt. Rajo Medan yang di dampingi Asisten II, Martoni dan Ka. D