Dharmasraya - Grup randai "Sapayuang Basamo" Nagari Batu Rijal Kecamatan Padang Laweh Kabupaten Dharmasraya ikut berpartisipasi pada lomba media tradisional (Metra) tingkat provinsi Sumatera Barat di Auditorium Gubernur Sumbar, Padang pada 6 sampai 7 September 2017.
Lomba metra itu diikuti oleh 18 grup kesenian tradisional se-provinsi Sumatera Barat, yang merupakan utusan masing-masing kabupaten dan kota se-Sumbar. Dalam hal ini Grup randai "Sapayuang Basamo" Nagari Batu Rijal didaulat sebagai perwakilan Pemkab Dharmasraya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Dharmasraya, Sutan Taufik, yang didampingi Kabid Komunikasi dan Informasi Mashuri Thaib menjelaskan, terpilihnya grup randai "Sapayuang Basamo" didasarkan pada hasil lomba kesenian tradisional yang digelar Dinas Budparpora Kabupaten Dharmasraya bulan Mei lalu, di Nagari Siguntur.
Ia menambahkan, sebenarnya grup randai ini memiliki potensi yang bagus dari sisi kesenian tradisional. Namun dalam lomba "Metra" lebih ditekankan pada aspek penyampaian informasinya. Barangkali aspek ini yang belum terbina dengan baik, sehingga dalam ajang kemaren, di Padang, kita belum berhasil menjadi yang terbaik, katanya.
Grup kesenian tradisional dari tiga kota besar masih mendominasi lomba Metra tingkat provinsi Sumbar 2017, yaitu Kota Padang sebagai juara I, Kota Solok meraih juara II dan Kota Pariaman memperoleh juara III.
Di sisi lain, ketua randai "Sapayuang Basamo" Amus merasa bangga bisa tampil mewakili Dharmasraya pada lomba Metra se-Sumbar, karena banyak ilmu baru yang bisa mereka pelajari.
"Selama ini kita terpaku pada kesenian randai orisinil, namun setelah belajar hari ini, kita akan mencoba membuat kreasi baru, agar "randai" ini mampu menjadi media informasi yang handal, terutama dalam penyampaian pesan-pesan pembangunan daerah," imbuhnya.
Amus yang didampingi pemeran utama pria, Masriyanto juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran Dinas Kominfo dan Dinas Budparpora Kabupaten Dharmasraya, atas bimbingan dan arahannya. "Kami sudah mendapatkan bimbingan dan pembinaan, serta bantuan moril dan materil dari Pemkab Dharmasraya, selama ini. Untuk itu kami sangat berterima kasih kepada jajaran Dinas terkait, ujarnya.
Grup randai yang dipimpin oleh Amus itu mengangkat cerita "Kisah Asmara Bujang Denai dengan Nilam Suri". Pada awalnya, hubungan mereka mendapat tantangan dari orangtua Nilam, karena Bujang Denai dianggap tidak mampu secara ekonomi. Namun dengan semangat cintanya, Bujang Denai berhasil menjadi seorang pemuda yang sukses sekembalinya dari perantauan.
Pesan moral yang disapaikan dalam cerita tersebut, antara lain keberhasilan manusia tidak tergantung pada keturunannya, melainkan pada kegigihannya dalam berusaha, dan selalu mendekatkan diri pada sang Khalik. (Mashuri)