Berita

MALAM PUNCAK PAMALAYU DAN MALAM RESEPSI HJK DI PADANG ROCO

Kebun karet itu tiba tiba dipenuhi lampu hias. Itulah sebabnya komplek candi Padang Roco selama sepekan disulap menjadi panggung teater dalam rangka mengekpresikan bahwa Kabupaten Dharmasraya adalah kabupaten yang besar, punya sejarah besar, berbudaya luhur dan memiliki semangat kebersamaan meskipun penuh warna di dalamnya.

Tengok saja acara acara yang disajikan dalam teater sepekan itu, seperti penampilan kesenian Sunda, penampilan kesenian Jawa dan penampilan kesenian Minangkabau. Ini untuk memperlihatkan betapa Kabupaten Dharmasraya memiliki beragam budaya yang berkembang di tengah masyarakat. Perpaduan budaya ini memberikan nuansa kekayaan yang dapat mempererat persaudaraan dan ukhuwah sesama.

Menurut Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, sungguh indah kehidupan di Dharmasraya. Masyarakatnya multi etnis, sejarahnya panjang, kaya dengan peninggalan budaya. "Kita ingin menunjukkan hal itu kepada generasi milenial. Kita akan mewarisi semangatnya," kata bupati termuda Indonesia saat memberi sambutan pada malam resepsi HJK, Senin (6/1/20) malam, di komplek Candi Padang Roco.

Di malam puncak Festival Pamalayu itu sendiri, ditampilkan beraneka macam penampilan kesenian. Diawali dengan unjuk kebolehan dari group kesenian Suwarnadwipa dari Provinsi Jambi. Penampilan ini menunjukkan bahwa Kabupaten Dharmasraya memiliki hubungan erat dengan dunsanak dari Provinsi Jambi. Mereka mengirimkan tim kesenian untuk tampil di Dharmasraya.

Setelah itu tampil tari kolosal dari Langgam bekerjasama dengan Pemkab Dharmasraya. Tari kolosal ini merefleksikan ekspedisi Pamalayu yang dilakukan oleh Kerajaan Singhasari ke Kerajaan Swarnabhumi di Dharmasraya. Tari kolosal ini mendapat respon luar biasa dari penonton yang berjubel di sekitar pentas raksasa. Para tukang foto amatiran tak henti hentinya mengabadikan, baik dalam bentuk foto maupun dalam bentuk video.

Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit, tak henti hentinya memuji kebesaran Kabupaten Dharmasraya. Menurut Wagub, Dharmasraya tidak saja punya sejarah besar, tetapi juga punya pemerintahan yang baik, maju dan berhasil. "Apalagi semenjak Sutan Riska memimpin pemerintahan di daerah ini. Kami amati dari provinsi sangat sukses," kata Nasrul Abit.

Usai sambutan wagub, pentas teater sepekan itu kembali dihoyak oleh Sound Of Borobudur. Kelompok musik ini bukan saja didukung personil legendaris seperti Trie Utami, Poerwa Tjaraka dan Dewa Budjana, tetapi grup musik itu sengaja menampilkan alat alat musik yang diterjemahkan dari relief yang terpahat di Candi Borobudur. "Ini yang pertama kami tampilkan di muka umum," kata Poerwa Tjaraka, produser Sound Of Borobudur.

Alat musik yang diinterpretasikan dari alat musik yang dimainkan pada abad ke VII itu, ternyata juga memukau para penonton. Alat alat musik yang belum diberi nama itu mengalunkan tembang tembang nusantara dengan biduan senior Trie Utami. Penonton sepertinya tidak beranjak dari arena lantaran terpana melihat tampilan orkestra mini. Turut menyaksikan acara akbar itu, Komisaris Utama BRI Andrinof Chaniago bersama jajaran direksi, Forkopimda, kepala OPD, tokoh tokoh masyarakat, para walinagari dan lain sebagainya.