Humas Pemkab Dharmasraya -- Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Kamis (22/7), didampingi oleh Ketua DPRD Dharmasraya H Masrul Maas, Sekda Dharmasraya Leli Arni, Kepala OPD, para camat mengunjungi museum nasional untuk melihat langsung peninggalan yang ada di Museum Nasional. Bupati dan rombongan, disambut para petinggi dijajaran museum Nasional.
Dalam pemaparan yang disampaikan oleh Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan dihadapan pimpinan Museum Nasional mengatakan, bahwa keinginan dari Pemerintah Kabupaten Dharmasraya dan masyarakat untuk memboyong kembali sejarah-sejarah yang ada tersimpan di Museum Nasional.
"Kami akan membawa patung Bhairawa dan patung Amogha Pasha, Patung-patung tersebut akan kami jadikan ikon untuk Dharmasraya,"jelasnya.
Ditambahkan Bupati, keinginan dari Pemerintah Kabupaten Dharmasraya bahwa sejarah-sejarah yang ada di Museum ini, hendaknya membawa nama Kabupaten Dharmasraya. Sebab yang terukir di Museum bukan Dharmasraya tapi masih nama Sumatera.
"Kami ingin nama Dharmasraya terukir di Museum Nasional,"tandasnya.
Kepala Museum Nasional yang diwakili oleh koordinator Junaidi Ismail saat dikonfirmasi membeberkan bahwa patung yang berasal dari Sungai Langsat Nagari Siguntur, yang ditemukan oleh Belanda diboyong ke Museum Nasional ini sejak tahun 1930 oleh belanda, dan patung Aditiyawarman ini berasal dari Kabupaten Dharmasraya.
"Patung Aditiyawarman ini, merupakan patung terbesar di Asia,"ungkap Junaidi.
Kata Junaidi, banyak kisah yang terpendam dimuseum ini mengenai kerajaan Dharmasraya terutama budaya Budha. Bahkan Dharmasraya bisa menjadi wisata sejarah Budha terbesar setelah candi borobudur
Junaidi juga mengatakan bahwa Museum Nasional merasa bangga pada hari ini, tim rombongan bupati Dharmasraya langsung mengunjungi museum nasional dan melihat langsung peninggalan yang berasal dari Dharmasraya.
"Kami menyambut baik, keinginan dari Bupati Dharmasraya untuk memboyong duplikasi Patung Aditiyawarman ke Kabupaten Dharmasraya. Kalau dikelola betul, Dharmasraya bisa menjadi dinasti budha terbesar setelah Borobudur. Apalagi dari pemaparan Bupati, bahwa Dharmasraya memiliki candi padang roco,"tegasnya.
Dijelaskan oleh Junaidi, keinginan dari pemerintah dan masyarakat Dharmasraya untuk memboyong patung Aditiyawarman, tentu harus mengikuti prosedur yang ada.
"Kita akan membantu dan kita berharap pemerintah menyurati kami, sehingga kami bisa menindaklanjuti keinginan dari pemerintah,"tandasnya. (hms)