Berita

Sutan Riska Berikan Wujud Nyata Kecintaannya Terhadap Adat Istiadat Minangkabau

DHARMASRAYA - Sebagai wujud nyata kecintaan Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, terhadap adat istiadat Minangkabau adalah memberikan insentif kepada orang orang yang berkecimpung langsung dengan adat. Yaitu ninik mamak, dubalang, penghulu, dan lainnya yang bertugas menyiarkan adat istiadat Minangkabau kepada masyarakat. Menurut bupati, para pemangku adat memiliki peran yang sangat strategis, tidak hanya dalam menjaga kelestarian adat, namun juga dalam ikut mendorong pembangunan. Itulah kenapa, kata bupati, pemerintah daerah menaruh perhatian yang cukup besar akan keberadaan para pemangku adat. Hal ini disampaikan oleh Sutan Riska Tuanku Kerajaan saat menghadiri acara pertemuan silaturahmi bersama Raja-raja se-Pagaruyung, Ahad (4/4/2021).

Pemberian insentif ini dilakukannya sejak ia menjabat sebagai Bupati Dharmasraya tahun 2016 sampai tahun ini.

"Alhamdulillah, sejak saya menjabat sebagai Bupati Dharmasraya sampai sekarang ini, seluruh perangkat adat istiadat di Dharmasraya mendapatkan insentif. Hal ini bertujuan agar beliau beliau yang bertugas mempertahankan kelestarian adat lebih bersemangat dalam menjalankan peran dan fungsinya. Bukan hanya orang orang yang bertugas di pemerintahan saja, akan tetapi mereka juga berhak mendapatkannya. Sehingga adat istiadat dapat sejalan dengan pemerintahan," ungkap Bupati dua periode tersebut.

Bupati juga berharap adat Minangkabau dapat terus dilestarikan, sehingga masyarakat di seluruh nusantara dapat mengetahui bahwa di Sumatera Barat memiliki sesuatu yang berbeda dari daerah daerah yang lain. Oleh karena itu, adat Minangkabau harus terus dipertahankan, dilestarikan, dicintai dan dihargai oleh semua orang.

Bukan hanya itu, Bupati juga mencanangkan kecintaannya kepada adat alam Minangkabau dengan cara menerapkan kepada para pegawai yang ada di Dharmasraya untuk memakai baju yang bercirikan Minangkakau. Yakni, perempuannya memakai baju basiba, dan laki lakinya memakai baju taluak balango. Pakaian tersebut diwajibkan dipakai setiap hari Jum'at.

"Kalau bukan kita yang mempertahankan, siapa lagi. Karena saat ini, anak anak muda tidak mengetahui secara detail tentang adat istiadat. Untuk itu, kita harus memberikan informasi kepada mereka tentang adat alam Minangkabau, dan menumbuhkan kecintaan di hati mereka. Sehingga adat istiadat ini akan terus bertahan dan terlestarikan dengan baik, " pungkas Bupati. (Mde)