Dharmasraya , - Wakil Bupati Dharmasraya H Amrizal Dt Rajo Medan, S.Sos melaksanakan acara halal bi halal bersama masyarakat Suku Melayu nagari Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung, Dharmasraya, pada Sabtu (8/7) malam.
Turut hadir Kabag Kesra Syafrudin, S.Sos,M.Si, Kabag Protokoler dan TU Pimpinan Naldi S.STP, MM, Camat Pulau Punjung Lasmita,SKM, Ketua KONI Dharmasraya, Muhammad Dhani, dan walinagari Sikabau Abdulrazak.
Penghulu (tokoh adat) suku Melayu Sikabau Harmaini, Dt. Rajo Pangulu, S.PKP, menjelaskan, sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Sikabau untuk melaksanakan acara halal bi halal di surau (mushalla).
Biasanya, dua hari setelah lebaran, halal bi halal dilaksanakan di rumah gadang suku (pangulu). Selanjutnya, ba'da puasa enam hari, dilaksanakan halal bi halal di surau suku (kaum).
Ia menambahkan, di nagari Sikabau terdapat enam suku, yaitu Piliang, Tigo Nini, Mandahiliang, Patopang Bawuah, Patopang Ateh dan suku Melayu. Semua suku melaksanakan serangkaian halal bi halal tersebut. Namun, dalam kegiatan suku Melayu, Wabup Dharmasraya turut membaur dengan dengan masyarakat suku Melayu.
"Setiap tahun semua suku melaksanakannya, namun halal bi halal tahun ini menjadi istimewa, karena Wabup Dharmasraya ikut bersama kita, di sini," katanya.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Dharmasraya H Amrizal Dt Rajo Medan, S.Sos menyampaikan dukungan dan apresiasi yang sangat tinggi kepada masyarakat Sikabau khususnya Suku Melayu yang telah mentradisikan acara halal bihalal di Surau.
"Tradisi ini harus dipertahankan, selain melestarikan nilai-nilai budaya tradisional, ajang ini juga pemupuk silaturrahmi dan kebersamaan antar cucu kemenakan dengan pemimpin kaum," jelasnya.
Amrizal mengajak masyarakat untuk kembali ke Sarua dan menghidupkan kegiatan keagamaan di Surau, seperti penyelenggaraan pendidikan baca al Qur'an dan ceramah agama.
Benteng terakhir untuk menyelamatkan generasi muda kita dari pengaruh era modern saat ini adalah agama, kalau bukan kita yang menjaga anak-anak kita siapa lagi. Makanya kegiatan keagamaan harus ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, termasuk budaya mengaji di surau.
"Kita lihat saat ini banyak surau bagus, tapi tidak difungsikan sebagaimana mestinya. Ini sangat miris sekali, semoga ini tidak terjadi di surau Nagari Sikabau,"jelasnya.
Ia mengaku sangat bangga dengan surau suku Melayu Sikabau, yang selalu menyelenggarakan kegiatan